audio murai

Rabu, 07 Juni 2017

Perawatan murai batu cepat gacor

Perawatan Murai Batu cepat gacor
Hasil gambar untuk murai gacor buka paruh

Mengingat pola perawatan murai batu bakalan / dewasa mana saja yang sangat menentukan potensi burung untuk kedepannya, sebenarnya tidaklah terlalu rumit untuk diterapkan. Sebab rawatan murai batu harian agar burung yang dikelompokkan pada keluarga atau suku Muscicapidae ini bisa cepat gacor, bisa dilakukan dengan cara mengatur setelan pakan yang berupa EF, rutin memaster menggunakan burung yang sudah gacor master, dan dengan perawatan yang mana diberikan seolah-olah hampir sama persisnya ketika ia sedang berada di alam bebas. Untuk lebih lengkapnya lagi mengenai perawatan murai batu biar gacor, sebagaimana berikut ini;
Pakan Extra Fooding (EF)

Segala Jenis EF (Ekstra Fooding) atau pakan tambahan memang bagus bagi tumbuh kembang burung, termasuk pada perkembangan kemampuan berkicau sekaligus segi kesehatannya. Adapun jenis EF yang banyak diberikan kepada murai batu antara lain jangkrik, kroto, orong-orong, belalang hijau, cacing tanah, ulat hongkong, ulat bambu / ulat bumbung, dan sebagainya. Namun perlu diketahui bahwa pemberian EF yang berlebihan justru dapat membuat burung jadi over birahi. Dan over birahi sendiri cenderung menyebabkan burung menjadi enggan untuk buka paruh. Oleh karena itu ada baiknya jika penyajian EF lebih diperhatikan.

Untuk EF yang harus lebih diperhatikan karena sangat berisiko adalah ulat hongkong. Dimana kalau diberikan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan karakter burung, maka dampak buruknya yaitu bisa menyebabkan burung menjadi mudah terkena penyakit katarak yang menyerang bagian mata. Selain ulat hongkong, jenis EF lain yang juga dapat mendatangkan dampak kurang bagus ialah kroto. Memberikan kroto dengan jumlah yang berlebihan dipercaya bisa meningkatkan suhu panas pada tubuh burung. Panas tubuh yang berlangsung secara berkepanjangan, banyak diyakini bisa membuat burung jadi rentan over birahi dan mabung tidak tepat pada waktunya.

Mengingat pernyataan-pernyataan tersebut, supaya terjauh dari hal-hal yang tidak diinginkan maka sebaiknya ketahui kesesuaian karakter burung terhadap porsi EF yang dapat diberikan. Kalau misalnya EF yang berupa kroto sudah terlanjur diberikan secara berlebihan, dan menyebabkan burung jadi over birahi sehingga ia enggan untuk buka paruh, maka upaya pertama yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi atau menghentikan pemberian EF tersebut sementara waktu. Disamping itu, over birahi masih bisa diturunkan dengan memberikan ulat bambu / ulat bumbung setiap harinya. Rutin memberikan ulat bambu dipercaya mampu menetralisir burung yang over birahi. Selain pakan, perawatan murai batu terbaik bisa menyandingkannya dengan burung master.


Melatihnya Menggunakan Burung Master

Selain dengan setelan pakan, melatih atau memaster menggunakan burung yang sudah gacor master juga merupakan cara perawatan murai batu rajin gacor, yang mana sangat menentukan potensi untuk kedepannya. Untuk bahan isian suara master tidak hanya bisa dengan memanfaatkan gacoran burung sejenis saja. Akan tetapi juga bisa mengandalkan suara burung jenis lain sesuai dengan variasi yang diinginkan. Apabila mengindamkan agar murai batu memiliki variasi rapat berdurasi panjang, maka ia bisa dimaster dengan menggunakan suara ciblek / prenjak, cililin, tengkek buto, dsb. Namun kalau ingin variasinya jadi ngerol panjang, suara kenari dan blackthroat adalah pilihan yang tepat.

Perawatan Secara Alami

Merawat murai batu biar gacor dengan cara alami atau seolah-olah hampir sama persisnya seperti dikala ia berada di alam bebas, bertujuan agar burung merasa lebih leluasa layaknya sedang berada di habitat asalnya. Dengan begitu otomatis burung pun akan merasa lebih nyaman dan tidak mudah stres, sehingga cukup memungkinkan kalau perkembangan pada segi kemampuan berkicaunya jadi tidak terhambat. Terlepas dari itu, perawatan murai batu cepat gacor secara alami bisa dilaksanakan dengan cara sering menggantangya di bawah pohon rindang. Pada saat berada di alam bebas, tempat yang paling digemari burung untuk bersinggah salah satunya adalah pepohonan yang rindang.

Oleh karena itu, agar burung merasa seakan-akan berada di alam bebas maka tidak ada salahnya jika ia rutin digantang pada pohon rindang. Selain itu, ketika di habitat asalnya murai batu pada dasarnya mengkonsumsi pakan alami yang bisa disebut dengan EF. Dengan begitu pemberian EF sebaiknya lebih ditekankan dibanding voer, namun keduanya tetap diberikan secara bervariasi. Akan tetapi usahakan jangan terlalu berlebihan untuk jenis EF tertentu seperti ulat hongkong dan kroto, yang mana bisa memicu dampak kurang baik bagi tubuh burung. Khusus untuk murai batu jantan, karena di habitat asalnya ia selalu mencari pasangan lawan jenis, maka memelihara murai betina adalah cara yang tepat untuk memancing birahinya agar mau buka paruh.



Latihan khusus 

murai batu akan sangat jenuh bila berada dalam sangkarnya setiap hari dari mulai anakan hingga ia dewasa oleh karena itu sebagai pemilik burung harus memberikan latian sesekali menaruhnya dalam kandang umbaran dimana burung bisa terbang bebas kesana kemari . latihan ini bisa sebagai obat stres burung karena di dalam sangkar ia tidak bisa mengepakkan sayapnya secara bebas. dengan adanya latihan seperti ini diharapkan suara nyanyian/ kicauan burung akan semakin panjang dan bervariasi . materi masteran akan cepat masuk dengan cara ini. bisanya seminggu 2-3 x burung di latih. akan tetapi tidak ada perawatan paten dalam menangani burung/ mencari stelan burung murai. kita sebagai pemiliknya harus tau karakter dari si ekor hitam satu ini . setiap burung memiliki karakter yang berbeda tidak bbisa disamaratakan . itulah seni dalam merawat si ekor hitam ini.




PIALA RAJA 2016 : Murai Batu Ohara milik Mr. Prio berpeluang juara


OHARA BERAKSI (FOTO BY RONGGOLAWE JABAR TV, DOK. Mr. PRIO)

PIALA RAJA 2016: Ini Alasan MB Ohara Berpeluang Juara

Minggu, 04 September 2016 - PROFIL  

 
Salah satu yang bisa disebut sebagai pendatang baru namun sangat diperhitungkan dan diunggulkan bakal meraih juara, adalah murai batu Ohara, milik Mr. Prio – AK 47 Bandung. Tentu ada sejumlah alasan yang membuat sejumlah kicaumania memprediksi keunggulan Ohara.
Secara teknis, Ohara dalam kondisi sangat siap. Pengalaman bertanding pun sudah lebih dari cukup, termasuk melawan burung-burung yang materi dan kualitasnya berimbang, dan bisa pula dikatakan sebagai burung-burung terbaik di tanah air.
Dua pertandingan terakhir menunjukkan hal di atas. Di Batavia Cup, (14 /8) Ohara sukses menjadi yang terbaik di kelas utama. Musuhnya memang hanya “19” ekor, sebab di kelas utama, panitia memang hanya membatasi peserta maksimal 20 ekor, dengan tiket 5 juta dan hadiah 50 juta.
 

Mr. PRIO SIAP MENGAWAL OHARA KE PIALA RAJA
 
Ini lomba hening, tanpa teriak. Semua pun bisa ikut memantau dengan seksama burung-burung yang mau tampil maksi dan mengeluarkan senjata terbaiknya. Hal yang kemudian dilakukan oleh Ohara, sampai kemudian terpilih memenangkan kelas ini.

Sepekan kemudian, 21 Agustus, Ohara kembali turun di even akbar yang lain, yaitu Piala Kapolda Jabar. Lawannya pun, bukan sembarangan. Hampir semua burung terbaik yang ada di blok barat, yang juga merupakan miniatur kekuatan murai batu di tanah air, turun di sini.
Hasilnya, seperti kita tahu, Ohara kembali menjadi yang terbaik di kelas utama. Dua even terakhir itu, digelar di dua EO yang berbeda, dengan pakem yang sedikit banyak ada bedanya pula. Namun, Ohara tetap bisa menjadi number one.

Ohara kemudian diistirahatkan pada satu pekan terakhir menjelang PIala Raja. Ya, pada Minggu 28 Agustus, Ohara benar-benar diistirahatkan, supaya bisa mengumpulkan kekuatan untuk bertarung di Candi Prambanan, 4 September ini.

Ohara pun sudah sampai di Jogja, dan stay tak jauh dari lapangan yang bakal digunakan untuk even Piala Raja, pada Jumat 2 Agustus. “Sengaja datang lebih awal, agar bisa menyesuaikan diri dengan kondisi di lokasi lomba. Apalagi sekarang ini kan Jogja atau tepatnya Prambanan lagi panas sekali, kalau datangnya mepet kuatirnya burung belum menyesuaikan diri dengan baik,” ujar Prio yang menyebutkan Ohara hariannya juga diberi pakan voer Topsong, selaiin tambahan jangkrik yang sudah keluar bulunya.

Hal lain yang semakin mendukung penampilan Ohara, adalah faktor non teknis. Pertama,  doa dan dukungan luar biasa dari para pendukung, dan sobat-sobat Mr. Prio. Misalnya, yang disampaikan secara langsung oleh Eric Warior, pemilik akun Kang Radja. Doa untuk Mr. Prio bersama Ohara yang ditulis di laman facebook, diamini oleh puluang teman yang lain.
Kedua, mungkin banyak yang belum tahu, adalah fakta bahwa di Piala Raja, Ohara sesusungguhnya sedang main di “rumah sendiri”. Ya, Mr. Prio itu asli putra Prambanan. Kediamannya pun hanya beberapa ratus meter dari lapangan lomba.

Prio pun berharap ini bisa memberikan aura positif, sehingga Ohara bisa tampil lepas, tanpa canggung apalagi sampai grogi. “Memang ini pengalaman pertama turun di Jogja, Prambanan, juga pengalaman pertama turun di even PBI. Tapi, semoga hal itu bukan menjadi halangan bagi Ohara untuk tampil maksimal dan meraih kemenangan. Mohon doa dan dukungannya.” 

koleksi indukan murai batu

Koleksi ternak murai batu kediri milik bapak prapto


salah satu andalan indukan milik bapak prapto. jenis murai baru medan super ekor panjang .
panjang ekor jantan 27 cm sedangkan betina 15 cm. merupakan indukan terpanjang milik peternak ini.

indukan murai batu balak 8
silangan antara murai batu nias dan medan ekor panjang .
peternak melakukan kawin silang antara murai nias yang mempunyai karakter sangat fightter dengan suara melengking panjang di silangkan dengan murai medan yang notabenya memiliki ekor panjang dan body besar sehingga menghasilkan keturunan dengan badan besar suara melengking dan mempunyai ekor panjang .


jenis murai batu medan jawara
indukan ini mempunyai keistimewaan sendiri bagi penghobi murai . apa keistimewaaannya ? bisa dilihat dari suaranya yang sangat tebal dan panjang , dari pejantanya ini bekas lapangan , yaitu bekas buat lomba dan sering mendapatkan  piala/jawara.

Ciri-Ciri Murai Batu Sumatra

Murai Batu (MB) adalah salah satu burung yang berasal dari Indonesia, akan tetapi selain di Indonesia, burung ini juga tersebar di daerah Penang Malaysia, Thailand dan juga Filipina. Sedangkan di Indonesia sendiri burung ini tersebar di Jawa, Kalimantan, dan juga Sumatra.
Akan tetapi dari ketiga tempat tersebut, salah satunya adalah merupakan tempat penyumbang Murai Batu dengan skill-skill unggul. Lalu, dimanakah tempat yang dimaksud? Jika Anda merupakan pecinta Murai, Anda pasti tahu jawabannya bukan? Tempat tersebut adalah Pulau Sumatra, dengan jenis Murainya yang bernama Murai Batu Sumatra.


murai batu sumatra, murai sumatra

Berbicara mengenai Murai asal Sumatra, ternyata di Sumatra ada beberapa jenis yang khas dan unggul dari jenis Murai pada umumnya. Menurut beberapa ahli, Murai Sumatra memang memiliki kualitas yang lebih baik dari Murai yang lain.

Mengenal Murai Batu Sumatra
Burung asal Pulau Sumatra ini memiliki jenis-jenis yang unggul dan mendominasi pasar Murai Batu di Indonesia. Berikut adalah jenis-jenis Murai asal Sumatra:

1. Murai Batu Medan
Murai ini adalah salah satu jenis Murai Batu yang diunggulkan di Sumatra, sedangkan untuk profilnya sendiri adalah sebagai berikut:

a. Memiliki variasi kicauan yang relatif banyak.
b. Memiliki perawakan tubuh yag cukup besar dan gagah.
c. Memiliki panjang ekor sekitar 27-30 cm.
d. Memiliki mental petarung yang baik.
e. Memiliki habitat di sekitar Bahorok, Bukit Lawang, dan kaki Gunung Leuser Sumatra Utara.



Hasil gambar untuk murai bahorok 


Berikut sekilas tentang murai batu medan berasal dari daerah bahorok



 2. Murai Batu Nias
Murai yang berasal dari sekitaran Nias ini memiliki profil sebagai berikut:

a. Memiliki memori yang lebih baik dari Murai pada umumnya.
b. Mudah menyerap dan mengikuti suara masteran dengan baik.
c. Memiliki ekor yang berwarna hitam polos.
d. Jenis Murai Batu asal Sumatra ini tidak gampang stres.
e. Memiliki habitat di sekitar pulau Nias dan sekitarnya.



Hasil gambar untuk murai nias
 

sekilas  penampakan murai batu nias si ekor hitam



3. Murai Batu Lampung
Murai asal Lampung ini memiliki profil sebagai berikut:

a. Tersebar di daerah Lampung dan sekitaran Krakatau.
b. Memilik postur tubuh yang lebih kecil dari Murai Medan.
c. Memiliki panjang ekor sekitar 17-20 cm.
d. Saat Ia makan burung ini akan menaik turunkan kepalanya.
e. Saat burung ini berkicau, Ia akan menaikan bulu di kepalanya lalu menurunkannya kembali.


Hasil gambar untuk murai lampung





sekilas mengenai murai dari lampung



4. Murai Batu jambi
Murai Batu yang berasal dari jambi ini memiliki profil sebagai berikut:

a. Memiliki ekor yang tertata rapih dan lurus.
b. Memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil.
c. Tersebar di daerah Jambi, Sumatra Selata, dan bengkulu.





Hasil gambar untuk murai jambi
 

sekilas dari si mungil jambi



5. Murai Batu Aceh
Murai Batu cantik asal Sumatra ini memiliki profil sebagai berikut;

a. Memiliki ekor yang tipis.
b. Burung ini hanya memiliki 2 helai bulu pada bagian ekor yang panjang.
c. Memiliki bulu yang lebih halus dari jenis Murai Sumatra lainnya.
d. Untuk harganya, setiap anakan burung ini bisa mencapai 1 juta per ekor.






Hasil gambar untuk murai aceh 

sekilas si cantik dari serambi mekah

 


Murai Batu ini mayoritas tersebar di hutan-hutan Sumatra, hanya saja mereka hampir kehilangan habitatnya karena pembukaan lahan sawit. Untuk itu, diharapkan untuk pecinta burung agar mulai melakukan breeding pada jenis-jenis Murai Sumatra. memang diakui murai jenis ini banyak sekali peminatnya . para kicau mania tertarik mengenai murai jenis ini dari posturnya yang besar . mental tarungnya yang ok dan suranya yang sangat lantang dibanding jenis lainya.







perlu di perhatikan bagi pemula dalam kicau mania memang butuh waktu yang lumayan lama untuk mengenali perbedaan jenis murai batu . pada dasarnya sekilas terlihat sama/ mirip. cuma yang membedakan dari fisik besar tubuh dan motif ekor. bagi yang sudah lama bermain murai pasti mudah mengenali nya . sebetulnya sama saja dari jenis manapun itu murai batu memang sangat indah untuk dipelihara entah untuk ocehan dirumah ataupun dilombakan.

Kamis, 01 Juni 2017

Cara Sukses Ternak Burung Murai Batu Untuk Pemula


       
Ternak murai batu menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat prospek, mengapa? melihat permintaan pasar yang kini terus meningkat, dan penangkar yang bisa dibilang kuwalahan. Belum lagi faktor keindahan dari tampilan fisik burung ini. Peternak Murai Batu (MB) , baik itu coba-coba, atau, jika anda ingin menjadi peternak profesional untuk dijadikan sebagai sumber penghasilan, sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Syarat utama untuk bisa beternak Murai Batu adalah memiliki kemauan, ulet, telaten, dan sedikit bakat.

ternak murai batu

Dalam berternak burung, hampir semua faktor sangat menentukan. Baik itu ukuran kandang dan kebersihan kandang, perlakuan anda setiap hari terhadap burung-burung tersebut sebagai pemiliknya, pemberian pakan, bahkan hingga, lingkungan tempat anda meletakkan burung tersebut akan sangat berpengaruh.

Peternak Murai Batu
Untuk berternak Murai Batu, ada 5 hal yang harus anda perhatikan, diantaranya adalah,

1. Pemilihan bibit
Baik jantan maupun betina, keduanya harus memiliki kualitas yang baik dan tidak harus berharga mahal, atau tidak harus pernah menjadi juara.

Induk betina
Pertama, anda harus memilih Murai Batu betina yang usianya sekitar 1 atau 2 tahun di mana ini merupakan usia paling ideal bagi burung Murai Batu untuk ber-reproduksi. Kondisi kesehatan burung betina harus terjaga dan pastikan burung tersebut tidak terlalu kurus.

Diantara syarat yang harus dipenuhi jika anda menginginkan bibit yang baik yaitu, burung tersebut harus jinak dan tidak takut terhadap manusia sehingga lebih mudah untuk merawatnya serta tidak akan mudah terganggu dan stress. Hindari pemilihan induk betina yang cacat secara fisik baik itu pada kaki, sayap, atau kepala dan bagian tubuh lainnya.

Induk jantan
Sama halnya seperti memilih induk betina, anda juga harus memilih induk jantan yang juga tidak takut terhadap manusia dan memiliki mental yang bagus.
Pejantan setidaknya harus berusia 2 tahun dan sudah cukup matang untuk melakukan perkawinan.
Pastikan Murai Batu Jantan bebas dari cacat fisik, baik di bagian kepala, kaki, atau bagian tubuh yang lainnya, termasuk juga sayap.

2. Pembuatan kandang
Hasil gambar untuk kandang penangkaran burung murai batu
Murai Batu harus dibuatkan kandang dengan ukuran yang sedikit lebih besar dibandingkan dengan kandang atau sangkar burung pada umumnya. Idealnya kandang Murai Batu bisa terbuat dari kawat dan juga disekat dengan tembok atau triplek berukuran 80 x 80 x 200 cm atau kurang atau lebih dari itu (baca: kandang murai batu).

3. Perawatan dan Pakan
Burung jenis ini juga membutuhkan perawatan setiap harinya mulai dari, angin-anginkan kurang lebih 30 menit sebelum dimandikan. Setelah dimandikan, burung dijemur selama 1 atau 2 jam.
Secara rutin gantilah air dan berilah makan dengan voer sebagai makanan utama dan, anda juga bisa memberikannya kroto, jangkrik, telur tawon, belalang hijau dan ulat daun pisang sebagai makanan tambahan atau makanan ekstra (extra food) yang memiliki banyak gizi. Makanan seperti kroto, jangkrik dan lain-lain hanya sebagai makanan ekstra sehingga tidak diperbolehkan terlalu banyak.

4. Pengembangbiakan
Banyak breeder (peternak) yang mengalami kesulitan saat mengembangkan MB karena beberapa pasangan sering kali saling membunuh. Untuk mengatasi masalah tersebut, ada beberapa cara yang dianjurkan antara lain,

Anda bisa menyiapkan dua buah sangkar yang pertama untuk betina dan yang kedua untuk pejantan. Pertama masukkan betina ke dalam sangkar A dan biarkan sendirian selama kurang lebih seminggu untuk beradaptasi. Selanjutnya masukkan pejantan ke sangkar B dan tempatkan tidak jauh dari sangkar A.

Dengan demikian, kedua burung tersebut akan memiliki waktu untuk saling mengenal. Selanjutnya, setelah 2 minggu anda bisa menyatukan kedua burung tersebut di dalam satu sangkar untuk memberikannya kesempatan kawin.

5. Perawatan Anak Burung
Anak burung yang berusia 7 Hingga 14 Hari bisa diberi makan dengan campuran voer dan kroto yang diencerkan. Pemberian makan bisa dilakukan 1 jam sekali. Setelah berusia 15 hari, biasanya mereka sudah mulai bisa makan kroto sendiri.

Beberapa breeder menggunakan pelet lele sebagai makanan untuk murai batu. Dan makanan tersebut ternyata tidak bermasalah, tidak membuat bulu murai menjadi rontok alias ‘aman’.

Demikian yang dapat kami jabarkan mengenai tips dan cara ternak murai batu agar sukses, khususnya bagi sobat penghibi murai batu yang termasuk pemula
Tips Memahami Sifat Dan Karakter Burung Ocehan

        Sobat kicaumania perlu mencermati beberapa hal penting tentang burung agar mengetahui berbagai persoalan tentang burung peliharaan dengan pasti, pada artikel ini penulis akan membahasnya sekedar untuk menambah pengetahuan tentang sifat dan karakter burung ocehan.

Hasil gambar untuk murai batu


A. Daerah Asal Burung
 
       Untuk burung ocehan, lokasi habitat asal burung penting diketahui. Hal ini dikarenakan kehidupan dan perkembangbiakan burung secara alami sangat tergantung pada vegetasi di sekitar lingkungannya. Dengan begitu, kita juga dapat menghubungkan ragam jenis pakan dan sumbernya dari tumbuhan yang ada dihabitatnya.
          Kaitannya dengan hal tersebut adalah tofografi daerah hunian burung. Faktor lain menyangkut iklim atau tinggi rendahnya curah hujan di suatu daerah. Hal itu berpengaruh pada ragam jenis dan ketersediaan pakan. Pengaruh lain yang bisa terjadi adalah pada pertumbuhan (ukuran) fisik burung itu sendiri. Begitupun pada karakter atau tipe suaranya. Artinya, perbedaan besar-kecilnya ukuran tubuh, volume suara, kering tidaknya suara yang dimiliki, serta kecerahan warna bulu pada jenis burung yang sama sangat tergantung pada habitatnya.
         Sebagai contoh, burung anis kembang yang berasal dari jawa barat dan jawa timur mempunyai perbedaan kualitas, baik dari ukuran fisik dan suara kicauannya. Hal tersebut karena perbedaan iklim yang sangat mencolok sehingga berpengaruh pada vegetasi yang ada di antara Pulau jawa bagian barat dan Pulau jawa bagian timur. Secara alami, kondisi tersebut berdampak langsung pada ragam langsung ragam jenis makanan yang tersedia dan dikonsumsi burung, baik untuk bertahan hidup maupun untuk berkembang biak.
         Sebagian besar habitat di Pulau jawa bagian barat dalam kondisi basah hampir sepanjang tahun. Hal tersebut tentunya mendukung keberadaan hutan tropika yang lebat dan menjadi gudang makanan bagi beragam jenis burung. Ketersediaan makananpun berlangsung secara terus menerus. Sebaliknya, Posisi Pulau jawa bagian timur terletak dalam wilayah bayangan hujan dari benua Australia. Oleh sebab itu, curah hujan di Pulau jawa bagian timur khususnya di sepanjang pesisir utara lebih bersifat musiman. Di tambah lagi musim kering terjadi secara tetap dalam waktu berbulan-bulan. Tentu hal itu sangat berpengaruh pada vegetasi secara alami. Hutan yang ada tidak lebat dan pada umumnya terbuka. Hanya sebagian kecil daerah di jawa bagian timur bersifat basah dan ditumbuhi hutan lebat. Semua itu sangat berpengaruh pada jenis dan jumlah makanan yang tersedia. Dampaknya terhadap burung pasti pada ukuran fisik dan kemampuannya dalam berkicau.
        Dengan memahami persoalan tersebut, paling tidak kita bisa mengerti tentang burung dari segi fisik dan kualitas suaranya. Hal itu dimaksudkan juga berlaku pada burung unggulan jenis lain seperti cucakrawa, murai batu, anis kembang, anis merah, branjangan, cucak ijo, dan kacer.

B. Antara Burung Tangkapan Liar dan Hasil Penangkaran
 

Hasil gambar untuk murai batu pikatan

        Selama ini, burung yang diperjualbelikan di pasaran umumnya masih merupakan hasil tangkapan liar, baik burung lokal maupun import. Adapun burung yang berasal dari tangkaran hanya meliputi beberapa jenis seperti kenari (Eropa, Cina, Taiwan, dan Australia), lovebird (Belanda, Belgia, Taiwan dll), serta goldamadin dan parkit (Australia). Namun, beberapa tahun belakang ini, burung lokal hasil penangkaran mulai mengisi kekosongan pasar jenis burung tertentu, meskipun jumlahnya belum banyak. Beberapa jenis burung hasil tangkaran lokal tersebut antara lain anis kembang, anis merah, cucakrawa, jalak suren, jalak putih, jalak bali, murai batu, kacer, dan blackthroat dll.
            Secara kualitas, burung tangkaran mulai menunjukan hasil yang cukup baik,. Perawatan untuk menjadi burung kontes atau burung lapangan juga terbilang lebih mudah. Hanya saja, tidak semua penangkar (breeder) mau melepas atau menjual burung hasil tangkarannya yang berpotensi dan bisa diandalkan sebagai burung lapangan. Salah satu alasan yang diberikan biasanya disebabkan burung tersebut hendak dijadikan bibit (indukan). Kalaupun ingin menjualnya, breeder akan menawarkannya dengan harga tinggi.

C. Perilaku Buruk Burung Peliharaan
 
         Perilaku buruk pada burung peliharaan perlu dihindari. Hal ini karena dampak yang ditimbulkan berpengaruh langsung pada kualitas suara dan penampilannya. Satu hal yang pasti terjadi jika kelemahan ini sudah melekat yaitu burung tersebut tidak biasa diharapkan ‘eksis’ di arena kontes. Ada beberapa hal terkait dengan perilaku buruk yang harus dipahami kicaumania dalam mencetak burung berkualitas unggulan sebagai berikut.

1. Bergaya salto


Hasil gambar untuk pentet salto
 
           Gaya salto ditunjukkan dengan cara melompat ke belakang dengan membalikkan badannya. Gaya salto ini sering terlihat pada burung jenis import seperti poksai jambul putih, hwa mei, poksay hitam, dan robin. Sementara burung lokal yang selalu melakukan gaya salto adalah burung pentet, kacer, ciblek dll. Kebiasaan buruk tersebut bisa terjadi karena pemilihan sangkar yang kurang tepat dan kesalahan dalam perawatan.

2. Nenggak
 
            Nenggak (dengak) ditunjukan oleh burung dengan selalu menekuk lehernya ke belakang seperti melihat ke atas. Kebiasaan buruk ini bisa terjadi secara berulang kali dalam waktu beberapa lama. Sering kali, nenggak disertai dengan gerakan burung ke samping kanan, kiri, dan atas tenggeran. Burung yang sudah mempunyai kelemahan seperti ini sangat sulit menunjukan kicauan terbaiknya. Selain itu, performanya juga pasti tidak menarik lagi. Nenggak bisa terjadi karena kekurangpahaman kicaumania dalam merawat burung. Kasus nenggak sering terjadi pada burung poksay jambul putih, hwa mei, pentet.

3. Galak
 
            Sifat galak menjadi kelemahan lain yang bisa dimiliki burung ocehan. Kasus burung galak berpeluang besar menimpa semua jenis burung ocehan yang dikonteskan. Burung yang sedang memunculkan sifat galaknya akan mengembangkan bulunya dan menabrakan diri ke dinding sangkar, seolah ingin keluar untuk memburu lawannya. Tak jarang, burung yang saat kambuh galaknya akan turun ke dasar sangkar. Pada saat seperti ini, burung tidak lagi bisa diharapkan berkicau dengan kemampuan terbaiknya. Sifat galak bisa disebabkan burung terlalu birahi (OB). Oleh sebab itu, jangan terlalu sering mendekatkan burung ocehan (jantan) dengan betinanya. Selain itu, sifat galak juga bisa muncul karena pengaruh pakan buatan dan pakan pemacu suara yang diberikan secara berlebihan.

 4. Berkicau di dasar sangkar
Hasil gambar untuk murai batu lomba dibawah sangkar

 
            Burung yang berkicau di dasar sangkar sama sekali tidak diharapkan oleh kicaumania. Aktivitas berkicau di dasar sangkar harus dihindari sebab akan berpengaruh buruk pada suara dan penampilannya. Berkicau di dasar sangkar bisa dilakukan oleh burung yang galak karena berbagai sebab. Hal lain karena burung terlalu jinak sehingga melakukan aktivitas tersebut.
               Bagi penggemar burung kontes, berkicau di dasar sangkar bisa jadi malapetaka. Selain tidak bisa berkicau dengan maksimal, burung yang berkicau di dasar sangkar tidak akan mempertotonkan kebolehannya. Hal seperti itu tidak diharapkan terjadi, terutama pada branjangan dan kerabatnya sanma, serta pai ling. Namun, tidak sedikit branjangan yang sering berkicau di dasar sangkar. Ini bisa terjadi karena perwatannya banyak yang kurang dipahami oleh penghobi burung. penghobipun tidak berupaya mencari tahu cara memelihara yang benar. Branjangan dan kerabatnya mempunyai kebiasaan berkicau sambil bertengger di atas gundukan tanah atau bebatuan. Bahkan, dihabitanya selalu terbang turun naik sambil berkicau. Sayangnya, kebiasaan itu tidak lagi bisa dipertotonkannya saat dipelihara penggemarnya. Padahal, sarananya (batu) telah disiapkan di dalam sangkar.

D. Masalah burung ocehan
 
              Sebenarnya, permasalahan dalam memelihara burung ocehan tidak sedikit. Seperti makhluk hidup lainnya, burung peliharaanpun memiliki beberapa kelemahan. Setidaknya, terdapat dua kelemahan penting yang perlu diketahui kicaumania, terkait dengan penampilan dan kesehatan burung ocehan.

   1. Kaki bersifat (scaly leg)

         sering kali terjadi pada burung ocehan. Kemunculan sisik di kaki burung biasa terjadi secara cepat maupun agak lambat. Hal tersebut sangat tergantung pada teknik perawatannya. Jika dicermati, kemunculan sisik terkadang hanya ditemui di bagian tungkai (tarsus) seperti sisik pada kaki cucakrawa. Ada juga sisik yang timbul pada jari kaki seperti yang sering ditemui pada kenari. Bahkan, sering terjadi kemunculan sisik dari mulai tarsus sampai ke jari kakinya seperti pada murai batu, hwamei, dan jalak.
        Munculnya masalah kaki bersisik biasanya dikaitkan dengan umur burung ocehan yang sudah tua. Walaupun anggapan tersebut bisa benar, tetapi juga bisa salah. Setidaknya, terdapat lima faktor penyebab timbulnya sisik pada kaki burung peliharaan sebagai berikut.
  • Ukuran sangkar yang digunakan terlalu kecil sehingga gerakan burung terbatasi.
  • Burung terlalu sering melompat ke sisi sangkar dan tidak dikendalikan, terutama pada bakalan liar.
  • Kaki burung jarang terkena air.
  • Kekurangan lemak dapat menyebabkan kaki burung cepat berisik.
  • Kondisi sangkar yang buruk (kotor dan bau) karena jarang dibersihkan. Hal tersebut menyebabkan munculnya parasit penganggu dalam sangkar sehingga kaki burung di serang tungau kudis (mange mite) yang dikenal dengan knemidokoptis. Gejala serangan tungau ini diawali dengan kaki yang membesar, selanjutnya diikuti kemunculan sisik.
      Kemunculan sisik pada kaki burung tidak perlu dipersoalkan, asalkan tidak sampai menganggu aktivitas burung. Semua burung pasti akan mengalami kaki bersisik setelah sekian lama dipelihara. Namun, kemunculan sisik pada kaki burung harus dikendalikan dan diperlambat. Jika dibiarkan, munculnya sisik yang terus membesar ini dapat mempengaruhi performa dan daya tariknya. Lebih buruk lagi, hal itu dapat menganggu kesehatannya. Bagaimana pun, kaki merupakan tumpuan utama burung dalam melakukan aktivitasnya.

2. Mati mendadak
 
       Kematian burung akibat terjangkit penyakit sudah biasa terjadi. Namun, kasus mati mendadak pada burung ocehan yang kondisi sebelumnya cukup sehat tentu bukan hal yang biasa. Namun, hal itu memang sering dialami oleh para kicaumania. Kematian burung bisa terjadi pada siang dan malam hari dengan berbagai penyebab. Hal ini merupakan salah satu kelemahan dari burung peliharaan.
Ketakutan secara berlebihan yang tidak segera diatasi dapat membuat burung stres berat dan membuatnya mati saat itu juga. Hal tersebut sering menimpa burung cucakrawa dan beo. Adapun faktor lain penyebab kematian mendadak yaitu burung memakan sejenis kupu-kupu yang membawa zat arsenik (racun)pada saat ditempatkan di luar rumah. Kroto yang basi juga bisa menybabkan kematian pada burung poksay hitam dengan diawali kelumpuhan terlebih dahulu. Oleh sebab itu, penyebab kematian burung secara mendadak harus dipahami terlebih dahulu sebelum mengambil kesimpulan.





Demikian bahasan tentang “Tips Memahami Sifat Dan Karakter Burung Ocehan”, semoga bisa bermanfaat…

Perawatan murai batu cepat gacor

Perawatan Murai Batu cepat gacor Mengingat pola perawatan murai batu bakalan / dewasa mana saja yang sangat menentukan potensi burun...